Minggu, 05 April 2009

5K Kunci Sukses Bisnis Online


Hal terpenting lain yang perlu anda ketahui dalam menjalani bisnis online adalah bahwa layaknya bisnis di dunia nyata, bisnis online juga memerlukan prinsip dalam hal menggapai keberhasilan dan kesuksesan. Selama ini penulis menjalani prinsip 5 K, yaitu: Kemauan, Kerja keras, Komitmen, Koneksi, dan Kreatifitas.

  • Kemauan yang kuat harus anda miliki sebagai modal utama, karena nantinya anda harus meluangkan waktu setidaknya 1 – 2 jam perhari, untuk merawat Blog anda. Blog ibarat tanaman yang perlu disiram dan diberi pupuk agar dapat tumbuh berkembang dan menghasilkan buah.

  • Kerja keras tentu saja harus anda lakukan, karena kerja keras berbanding lurus dengan hasil yang akan anda terima, tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras. Selain meluangkan waktu anda juga memerlukan tenaga dan pikiran dalam menjalankan bisnis online.

  • Komitmen perlu anda pegang dalam diri anda, mengingat bisnis online yang anda jalani nantinya tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun memerlukan waktu yang cukup panjang, pengalaman penulis selama 3 bulan diawal penulis tidak mendapatkan pemasukan sama sekali dari bisnis online yang penulis jalani. Namun akhirnya pendapatan $ pertama pun dapat diperoleh penulis, hingga akhirnya terus mengalir hingga kini.

  • Koneksi menjadi penting dalam menjalani bisnis online, mengingat salah satu media yang digunakan adalah Internet yang membutuhkan koneksi. Pilihlah koneksi internet yang mumpuni untuk menjalani bisnis online anda, saat ini tersedia teknologi ADSL, 3G, dan EVDO, anda dapat memilih mana yang terbaik untuk anda.

  • Kreatifitas akan menjadikan anda menjadi lebih berhasil. Salah satu bentuk kreatifitas yang dapat anda lakukan dalam menjalani bisnis online adalah melakukan duplikasi, analoginya jika dengan 1 blog anda mendapatkan penghasilan $100 perbulan, bagaimana jika anda memiliki 10 blog atau bahkan lebih, tentu saja penghasilan anda juka akan berlipat ganda.

Sumber: http://www.blogspreneur.com/index.php/2009/03/29/5k-kunci-sukses-bisnis-online5k-kunci-sukses-bisnis-online/
Jasa Content Writer (Penulis Content): http://www.blogspreneur.com/index.php/jasa-content-writer/


Sabtu, 04 April 2009

10 Tips Agar Disukai Cewek Cantik (Ngelmu 64)

Oleh nurtjahjadi - 5 April 2009 -

Anak saya yang masih kelas 3 smp, minta dibuatkan tips agar disukai cewek cantik….

Tidak peduli, apakah anda cuma anak SMP, SMA, mahasiswa, pegawai atau sudah jadi bos sekalipun, maka tips ini (mungkin) masih bermanfaat (kalau mau dipraktekkan lho)….

Pertama, ada sifat superior dalam diri anda, misalnya jagoan matematika di kelas, pinter Fisika, Kimia atau komputer di sekolah, bintang olah raga seperti basket, bola kaki, voli, catur atau apa saja, lebih bagus lagi jagoan di banyak bidang, Atau juga di bidang seni dan keartisan, jago main sinetron, penyanyi dengan suara khas…apa aja lah yang penting superior…Yang 99,99 % orang tidak mampu berbuat seperti anda. Kalau sudah kelewat masa, jadi saja ketua partai….Susah ya untuk jadi superior itu. Tapi itulah salah satu syaratnya, kalau belum punya, ya usaha dulu dong…. Dijamin banyak cewek2 cantik kepingin jadi pacar anda… Banyak cewek cantik yang tiba2 jadi ramah dan murah senyum kepada anda…

Kedua, jadilah orang yang “misterius”, walaupun anda sudah (merasa) superior tapi jarang ada cewek yang tahu pribadi anda. Dengan kata lain anda tidak narsis2 amat gitu Loh…. Misterius artinya anda jangan terlalu obral… misalnya, begitu ada cewel cantik senyum ramah, anda langsiung minta nomor hp nya. Ups jangan buru2 dong kayak nggak ada waktu aja… Tidak semua cewek senang dimintai no Hp. Kalau yang ngak senang , dia akan ngedumel, …amit2 cowok ini… baru dikasih senyum aja udah minta no HP. Berapa no HP Cewek2 yang sudah dia koleksi… Tapi tidak semua cewek kayak gitu. Namun demikian, jangan terlalu cepat SKSD, sok kenal sok dekat, kepada cewek yang baru pertama kali kenal dan kasih senyum langsung minta no HP…Survei membuktikan, bukan lembaga survei pemilu yang membuktikan, ya pokoknya sudah ada yang survei lah, bahwa 99,99 % cowok misterius banyak digandrungi cewek cantik…

Ketiga, anda bukan orang yang peragu. Misalnya ngajak jalan, enaknya kemana yach… Udah ngajak kok pake nanya segala, ya terserah, anda lah yang harus ambil inisiatif… Cewek akan lebih senang kepada cowok yang “mengendalikan” suasana… Atau ngajak makan siang bareng, eh masih nanya, enaknya makan dimana yach… Diajak kemana aja juga pasti mau lah tuh cewek, namanya aja udah diajak… Jadi anda harus pegang kendali…

Keempat Dewasa, tidak kekanak2an, tidak gampang emosian, tidak gampang marah2, sabar, dwasa lah pokoknya…

Kelima, percaya diri. Banyak cowok ganteng tapi belum punya cewek alias masih jomblo. Cowok ganteng ini mempunyai krisis kepercayaan diri. Sebaliknya ada cowok yang biasa2 aja, tapi ceweknya cantik, artinya dia bisa melihat suatu “kelebihan” yang orang lain tidak punya.

Keenam Bukan pemaksa bukan pula perayu, bacalah surat cinta nya WS Rendra, katanya, aku ini bukanlah seorang pemaksa kehendak… bukan pula aku ini seorang perayu yang ulung… jadi gimana dong ? maksa nggak boleh, ngerayu juga ngak boleh…. ya diantara keduanya lah….

Ketujuh, jangan suka sok menilai cewek, ….wah cewek ini mukanya andi meriem, kakinya andi lala (pemain bola)…atau ah kalo menurut gw cewek ini cuma 5,5 (lima setengah), padahal ada temennya yang lagi naksir ama nih cewek… Suatu saat dia akan kena batunya juga, kena hukum karma….

Kedelapan, Jujur. Banyak cewek yang nggak suka kalo dibohongi oleh cowok..oleh sebab itu jujur saja…apa adanya lah…

Kesembilan. pinter cari kesempatan, begitu ada kesempatan mencium, ceplak, ceplok, main tembak aja. Nggak usah pake nanya2, aku mau nyium dikiiiiit aja boleh enggak, kalo pake nanya malah menghilangkan romantisme, lagian si cewek juga harus jawab apa coba ? (Tapi kalu di dalam agama Islam ntar dulu aja kali ya… setelah nikah… hehehe…_)

Ke sepuluh, lemah lembut, pantang berlaku keras terhadap cewek…

Ada yang mau menambahkan lagi… monggo…

2 tanggapan untuk “10 Tips Agar Disukai Cewek Cantik (Ngelmu 64)”
  1. Evallene,
    — 5 April 2009 jam 4:43 pm

    Good interesting articles Mr. Nur,…I am still a student in Jakarta International School at Pondok Indah South of Jakarta, level 9th of class, like your doughter l love my activity and all extra culiculair in our class and l will applying your sugest in our classmeeting, thank a lot for the 10th tips.


  2. wijaya kusumah,
    — 5 April 2009 jam 4:48 pm

    Satu lagi prof, memiliki kepribadian, misalnya rumah, pribadi mobil pribadi dan motor pribadi bukan motor atau mobil pinjeman bila wakuncar, hehehehehe…

    Lalu jangan lupa berwibawa, seperti wi..bawa mobil…wi bawa motor, tentu cewk-cewek juga mulai memperhitungkan kalau nih cowok cukup tajir hahahahhaha…

    Mohon izin mengambil tulisan ini untuk saya sharingkan kepada anak-anak di SMP Labschool Jakarta. Bagus banget Prof untuk inspirasi.

    Terima kasih.

    Salam Blogger Kompasiana
    Omjay

Belajar PTK di LPMP DKI Jakarta

Sabtu, 4 April 209 saya diminta mengajar materi penelitian tindakan kelas (PTK) di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta, di Jl. nangka No. 60 Tanjung Barat Pasar Minggu.Senang rasanya dapat berbagi dengan para guru yang merupakan perwakilan dari berbagai propinsi di Indonesia.

[caption id="attachment_939" align="aligncenter" width="300" caption="Peserta Diklat Fasilitator Guru PKN MA Tingkat Mahir Depag"]Peserta Diklat Fasilitator Guru PKN MA Tingkat Mahir Depag[/caption]

Diklat tersebuat dilaksanakan dari tanggal 29 Maret s.d. 7 April 2009 yang diikuti oleh 35 orang peserta utusan kanwil Propinsi Departemen Agama Seluruh Indonesia. Adanya diklat ini diharapkan dapat meningkatkan SDM khususnya guru-guru PKn agar dapat melaksanakan pembelajarannya dengan baik melalui penelitian tindaan kelas (PTK).

[caption id="attachment_940" align="aligncenter" width="300" caption="Peserta sedang mendengarkan materi PTK"]Peserta sedang mendengarkan materi PTK[/caption]

Pendidikan dan Latihan fasilitator guru Pendidikan Kewarganegaraan PKn) MA Tingkat mahir ini diselenggarakan atas kerjasama Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen agama.

[caption id="attachment_941" align="aligncenter" width="300" caption="Peserta sedang mendengarkan materi PTK"]Peserta sedang mendengarkan materi PTK[/caption]

Saya mendpatkan kesempatan untuk memberikan materi penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilanjutkan dengan praktek membuat Proposal PTK dari pukul 10.30 s.d. 17.30 WIB.

[caption id="attachment_942" align="aligncenter" width="300" caption="Peserta diklat sedang mendengarkan materi PTK"]Peserta diklat sedang mendengarkan materi PTK[/caption]

Alhamdulilah, respon teman-teman guru sangat baik sehingga kegatan ini dapat berjalan sesuai dengan agenda acara.

[caption id="attachment_943" align="aligncenter" width="300" caption="Presentasi PTK oleh Wijaya Kusumah"]Presentasi PTK oleh Wijaya Kusumah[/caption]

Pada Diklat Fasilitator guru PKn ini, guru-guru dilatih untuk membuat proposal PTK yang baik dan benar sesuai dengan masalah yang akan diteliti.

[caption id="attachment_944" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Bersama Peserta Diklat PKN"]Foto Bersama Peserta Diklat PKN[/caption]Banyak pertanyaan muncul seputar PTK. Diskusi pun berjalan tak terasa selama7 jam dengn diselingi satu jam istirahat untuk istirah, sholat, dan makan siang.

[caption id="attachment_945" align="aligncenter" width="300" caption="Peserta Diklat PKN"]Peserta Diklat PKN[/caption]Semoga semua peserta yang mengikuti Diklat Fasilitator ini dapat melaksanakan Penlitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolahnya masing-masing dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan menigkatkan mutu pendidikan.

Salam Blogger

Omjay

Kamis, 02 April 2009

Menggugat Ujian Nasional (1)

Oleh wijaya kusumah - 3 April 2009

Pagi ini, Jum’at 3 April 2009 saya mengunjungi promotor saya Prof. Dr. Conny R. Semiawan di ruang kerja beliau di FIP UNJ. Kedatangan saya itu untuk menunjukkan kepada beliau tulisan saya yang dimuat di tabloid pendidikan GOCARA. Saya menulis tentang ujian nasional yang tampaknya harus dievaluasi penyelenggaraannya. Bukan karena saya tak setuju adanya UN, namun ada beberapa hal yang tampaknya kurang pas di dalam proses eveluasi yang harus dibenahi demi peningkatan mutu pendidikan kita. Baik kualitas maupun kuantitas lulusannya yang sesuai dengan harapan.

Saya bercerita banyak tentang kondisi sekolah dan saya berikan tulisan siswa yang mempertanyakan kenapa begitu banyak pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa sementara di akhir sekolah hanya 4 pelajaran yang menentukan kelulusan. Lalu beliau (Prof Conny) mengatakan bahwa masih banyak yang harus dievaluasi di dalam ujian nasional. Setelah kami berdialog beberapa lama, kemudian beliau memberikan saya buku yang berjudul “MENGGUGAT UJIAN NASIONAL” memperbaiki kualitas pendidikan yang diterbitkan oleh Education Forum di tahun 2007. Saya pun diberikan album yang berisi guntingan-guntingan koran Kompas yang berhubungan dengan Ujian Nasional. Wah lengkap benar isinya. Saya tersulut untuk membuat tulisan secara berseri, walaupun tak digaji, hahahahha3X.

Saya baca buku itu dan sangat menarik sekali karena ditulis oleh para pakar pendidikan diantaranya Irsyad Ridho (Editor), Anita Lie, Antarina SF Amir, Conny R. Semiawan, Darmaningtyas, Doni Koesoema A, Elian Driana, Fina Afidatussofa, Gatot, H.A.R. Tilaar, Haidar Bagir, Irsyad Ridho, Mas Achmad Santosa, Moh. Abduhzen, Naylulu Izza, S. Hamid Hasan, Seto Mulyadi, Siti Qona’ah, Soedijarto, Suparman, Susi Fotri, Utomo Dananjaya, Winarno Surakhmad, dan Yanti Sriyulianti.

Dalam buku itu dijelaskan bahwa Pendidikan sebagai sebuah proses memang perlu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Namun, perubahan demi perubahan yang tidak dirancang dengan landasan pedagogi, paradigma kebijakan pendidikan, dan yuridis yang sesuai dengan tujuan yang disepakati oleh bangsa ini dalam UUD, pada akhirnya hanya akan menjadikan siswa dan guru sebagai kelinci percobaan semata.

Dalam konteks kontroversi ujian nasional (UN) tampak jelas bagaimana pemerintah telah memosisikan siswa yang tidak lulus UN sebagi korban UN. Sebab, bukan saja secara pedagogis UN dapat menghambat proses berpikir kreatif anak dan menghilangkan hak anak untuk memperoleh penilaian secara holistik, tetapi juga secara yuridis bertentangan dengan UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sitem pendidikan nasional (sisdiknas).

Dalam upaya mendorong keterlibatan masyarakat bagi perubahan kebijakan UN pada khususnya dan perbaikan pendidikan pada umumnya, buku menggugat UN mencoba menyajikan solusi bernas dan multiperspektif dari pelbagai pemikiran para ahli, pengamat, dan aktivitas pendidikan tentang persoalan UN.

Dalam album yang diberikan oleh Prof Conny, saya membaca judul-judul artikel UJian Nasional, niat baik di jalur yang keliru, pemerintah tinjau ulang Ujian Nasional, Mendidik bukan mnyeragamkan, pemerintah harus konsisten tinjau ulang ujian nasional, dan pernyataan Wakil Presiden pak Jusuf Kalla “Kita Perlu Evaluasi penyelenggaraan UN setiap tahun. Tidak ada yang sempurna 100%”. Dari judul-judul itu saya ingin berbagi pengetahuan kepada teman-teman di kompasiana untuk dapat mengupas tuntas ujian nasional.

Semoga saya sehat dan dapat terus berbagi di blog sehat yang kita cintai ini. Kalau ada yang ingin menambahkan, saya persilahkan memberikan komentar. (Bersambung)

Rabu, 01 April 2009

Menulis: Reflektifnya Pembelajaran

Oleh FX Aris Wahyu Prasetyo - 2 April 2009

Malam yang sunyi senyap menyelimuti kesendirian sang guru yang tampak sedang termenung di kursi dekat jendela kamarnya. Matanya memandang gemerlip bintang-bintang di langit dengan sebuah senyum kecil yang mengembang. Pikirannya pun mulai menembus batas ruang dan waktu mengurai kembali masa-masa hidupnya yang telah lewat. Masa kecil di sebuah desa yang begitu subur, makmur, dan asri di seberang pulau sana. Ada sendau-gurau bersama teman, saudara, dan keluarga dalam kepolosan dan kasih orang-orang di dekatnya yang menghiasi masa-masa itu.

Pikiran sang guru pun perlahan-lahan mulai menapaki masa-masa remaja. Kenangan akan perjuangan cinta dan cita menghiasi langkah-langkah pikiran malam itu. Tak terasa senyum yang mengembang itu diiringi tetes air mata membasahi pipinya. Air mata itu terus mengalir hingga merasuk ke dalam relung-relung hatinya. Suka dan duka hidup itu telah membuka jalan baginya untuk sampai pada hari itu, saat sang guru masih termenung di kamarnya.

Tak terasa sang guru pun meraih sebuah buku tua dan kusut. Perlahan-lahan dibukanya buku itu dan tertulis di halaman pertama “28 September 1992, Happy Birthday…” Buku itu adalah hadiah ulang tahun dari seseorang untuk sang guru. Waktu itu sang guru sedang duduk di kelas 2 SMP. Buku itulah yang menjadi kenangan hingga hari ini. Buku itulah awal dari sebuah sejarah hidup yang terus tercatat.

Halaman demi halaman dibuka oleh sang guru. Kadang-kadang sang guru tersenyum ketika membaca untaian kata-kata di buku harian itu. Namun kadangkala juga tampak sedih dan terasa pilu. Berbagai ekspresi mengalir seiring dengan gerak tangan membalik halaman per halaman buku harian itu. Malam makin larut, sang guru pun membawa semuanya itu dalam tidurnya yang nyenyak hingga pagi.

Inspirasi Tulisan

Beberapa buku harian yang menumpuk di rak pojok kamar sang guru menjadi catatan sejarah tersindiri akan hidup sang guru. Bab demi bab kehidupan sang guru menjadi jilid tersendiri dalam hidupnya. Keceriaan dan semangat itu coba ditularkan pada anak-anak didiknya.

Sebuah kesadaran telah tumbuh dari tulisan-tulisan. Kita bisa mengenang dan belajar akan jalan hidup kita. Kita bisa memaknai hidup kita, baik suka maupun duka. Yang pada akhirnya membawa manusia pada sebuah tahap kesadaran akan eksistensinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hidup ini adalah anugerah dan hidup ini mesti dimaknai.

Sang guru telah belajar tentang hidup dan akan terus belajar tanpa henti. Tulisan yang selalu dia goreskan dalam buku hariannya telah membawa dia pada kesadaran untuk membagikan makna hidup ini pada orang lain, khususnya pada anak didik. Dengan senyum dan semangatnya, sang guru selalu mengajak anak-anak untuk menulis dan menjadikannya sebuah kebiasaan.

Menulis sebagai Pembelajaran

Setiap kali pelajaran bersama sang guru, anak-anak selalu diminta untuk menuliskan refleksi mereka atas apa yang sudah mereka pelajari sepanjang setengah sampai satu halaman. Tampaknya sang guru tidak ingin apa yang sudah dipelajari dan dilakukan anak-anak hanya menjadi sebuah urutan waktu belaka yang akan hilang begitu saja ditelan kesibukan hidup. Dua pertanyaan selalu dilontarkan oleh sang guru untuk membantu tulisan refleksi anak-anak. Apa yang sudah kamu lakukan selama proses pembelajaran? Dan, nilai-nilai hidup apa yang kamu dapat dari proses itu semua?

Dengan menulis refleksi itu, anak-anak seperti dibawa ke alam keheningan untuk menggapai “mutiara” hidup yang sebenarnya begitu banyak dan melimpah. Anak-anak pun dihantar pada sebuah pembelajaran yang nyaman dan rileks sehingga jauh dari kekhawatiran dan kefrustasian. Ini bukan tes sehingga tidak ada yang benar dan yang salah.

Tulisan itu pun menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi sang guru tatkala membacanya. Refleksi-refleksi mereka ada yang begitu dalam, ada juga yang masih sangat dangkal. Tetapi sang guru dengan sabar, memberi feedback di tulisan itu untuk menyemangati anak-anak berefleksi lebih dalam. Bukankah ini yang menjadi nafas sebuah pendidikan, bahwa pendidikan bukan menghakimi tetapi justru memberi semangat bagi anak-anak didik untuk selalu belajar dan memaknai hidup.

Tulisan-tulisan yang sudah dibaca dan diberi komentar oleh sang guru dikembalikan ke anak-anak. Tulisan itu akan menjadi harta sendiri bagi mereka sebagai catatan hidup mereka. Suatu saat ketika mereka membacanya lagi, percayalah senyum dan air mata itu pun akan terjadi. Yang akhirnya akan mebawa mereka pada sebuah kesadaran akan begitu bernilainya hidup ini.

Menulis itu Perjuangan

Menulis bak anak emas bagi sang guru yang selalu menemani pembelajaran bersamanya. Menulis dan menulis, itulah yang terjadi. Bahkan di awal tahun pelajaran sang guru selalu mengatakan bahwa siapa saja yang mampu menulis di media cetak, baik cerpen, puisi, opini, maupun surat pembaca maka sang guru akan memberi bonus nilai. Dan, di akhir setiap bulan sang guru selalu bertanya, “Siapakah yang tulisannya sudah terbit di media massa?”

Suatu pagi sorang murid tampak berteriak memanggil sang guru, “Pak…. Surat Pembaca saya dimuat di Kompas.” Sang murid itu tampak bahagia sekali seperti baru saja memenangkan pertandingan besar. Sang guru pun tersenyum lebar dan berkata, “Kamu hebat. Saya bangga dengan kamu. Jangan pernah berhenti menulis!” Rupanya menulis telah membuat orang bahagia dan bangga pada dirinya serta tentunya menjadikan hidupnya lebih bergairah.

Di lain waktu juga ada seorang anak datang pada sang guru dan berkata, “Pak, saya itu sudah mencoba menulis di media delapan kali, kok tidak ada satu pun yang dimuat.” Kembali sang guru pun hanya bisa tersenyum dan berkata, “Dulu… saya malah sampai lima belas kali, baru tulisan pertama saya dimuat.” Sang anak pun bangkit dan berkata, “Jadi, kalau tulisan saya yang kesembilan dimuat, saya lebih hebat dari pak guru.” Sang guru pun mengangguk dengan mantap.

Akhirnya tulisan anak itu dimuat juga di sebuah media lokal berupa opini. Itu adalah tulisan dia yang ke sepuluh, bukan yang kesembilan. Namun anak itu lebih hebat dari sang guru. Itulah lika-liku menulis. Menulis membutuhkan perjuangan. Dan dengan menulis anak-anak belajar tentang nilai-nilai hidup yang nyata seperti rasa sabar, kreatif, dan gigih dalam perjuangan.

Menulis telah membawa aroma dan warna tersendiri dalam sebuah pembelajaran. Menulis telah mengalirkan air kehidupan untuk siapa saja yang bersedia bertekun dan berjuang dengannya. Menulis menjadi catatan sejarah tersendiri dan pada saatnya nanti akan membuat penulisnya dan pembacanya menyadari nilai-nilai di balik semua itu. Menulis adalah pembelajaran reflektif dalam untaian kata demi kata yang mengalun dalam alur dan pesan di dalamnya. Mari menulis.

Apakah anda sudah Mengajar dengan Hati?

Mengajar Dengan Hati Nurani

Selamat datang di blog Guru yang Mengajar dengan Hatinya. Saran dan komentar sangat kami harapkan demi perbaikan blog ini menjadi lebih baik lagi