Kamis, 11 Desember 2008

Mario Teguh Year End Note 2008 - The Year Of My True Identity

Rekan-rekan Super Members yang terkasih,

Mudah-mudahan email saya ini menemui rekan-rekan dalam keprimaan kesehatan dan semangat untuk tetap berdiri gagah menghadapi masa yang sedang tidak mudah ini.

Selamat datang kepada rekan-rekan Super Members yang baru bergabung di MTSuperClub. Semoga kebersamaan Anda dengan lebih dari 13 ribu Super Members di ruang keluarga kita yang ramah ini – menjadi peningkat kemampuan kita untuk saling memuliakan.

So, the year is coming to its end.
Kita telah hampir sampai di pertengahan bulan terakhir dari tahun 2008 yang sebetulnya belum lama kita rasakan perayaan tahun baru-nya.
Bagi banyak dari kita, kalimat-kalimat resolusi yang kita buat di akhir tahun 2007 masih belum selesai kita hafal, dan seperti biasa kita harus menyesuaikan kalimat-kalimat janji yang sama untuk tahun yang lebih baru.
Entah sudah berapa tahun kita melakukannya, tetapi anehnya – sudah tidak begitu terasa janggal bagi sebagian dari kita untuk menetapkan janji-janji lama yang sama untuk masa-masa baru yang semakin berat tantangannya.
Memang masa yang baru tidak selalu diisi dengan pribadi-pribadi yang baru.
Kita hanya akan menginginkan sesuatu yang lama, bila kemampuan kita lama.
Tidak ada pribadi dengan kemampuan yang terperbarui, yang akan damai menerima pengulangan keinginan yang sama dari keinginan lama yang telah dicapainya.
Itu sebabnya, untuk menjaga diri ini berjalan sesuai dengan waktu, kita harus membangun kemampuan baru.
Tetapi, bagaimana mungkin kita bisa merasa damai memasuki waktu yang baru, yang penuh dengan ketidak-pastian yang baru, tetapi dengan kemampuan yang lama? Apalagi jika untuk tantangan yang lama saja, kemampuan kita telah terbukti belum memadai.
Tidak sedikit pribadi baik yang setiap akhir tahun terpaksa melibatkan diri dalam kebingaran pesta menyambut tahun baru, sebagai cara untuk menutupi kegalauan hatinya yang jujur mengenai kurangnya kesungguhan untuk menjadikan tahun yang lalu sebagai tahun yang bernilai.
Seperti sebuah pantun, kalimat-kalimat ini mengulangi dirinya berkali-kali dalam tahun-tahun kehidupan banyak anak manusia.
terperangah karena sadar masih belum
berjanji lagi, untuk lupa
kemudian terpaksa ingat, dan berjanji lagi
yang selama lupa, tidak ingat
dan bila ingat, nanti saja
Tetapi, mengapakah ada pribadi yang cepat menjadikan dirinya tegas berpihak kepada yang penting baginya, saat ada yang ketegasannya adalah untuk berlaku tidak tegas?
Bila lama tidak benar, pasti ada yang salah.
Lalu, mohon Anda perhatikan ini, bahwa

Sesuatu yang salah tidak harus terbukti salah untuk salah.
Sebuah kesalahan yang disembunyikan dan ditutupi dengan selimut setebal langit, dan dipertahankan oleh pengacara yang terfasih pembelaannya di bumi – tidak menjadikannya kurang salah.
Sebuah kehidupan yang dipimpin dengan salah, tidak harus dibuktikan menjadi kehidupan masa tua yang lemah – untuk sekarang diputuskan salah.
Tetapi, yang mengherankan adalah orang yang berlaku seolah ingin membuktikan bahwa kesalahan kepemimpinan hidupnya tidak akan menyiksanya di masa tua, padahal telah tampak tanda-tanda pelemahan hidup itu hari ini.
Bila dia termasuk pribadi yang dikasihi, dia akan dibuat gelisah dengan tidak cukupnya kemampuannya untuk membiayai dan memimpin kehidupan yang baik.
Bila kegelisahannya tidak juga mengubahnya, dia akan dibuat merasa rendah diri, kehilangan hormat kepada dirinya sendiri.
Dan bila perasaan kecil-nya itu tidak juga membuatnya ingin membesarkan dirinya, dia akan dibuat merasa marah.
Dan biasanya,

Perubahan-perubahan besar pada seorang cucu Adam dimulai saat dia marah, marah besar – kepada dirinya sendiri.
Dia merasa sangat mengenal dirinya, tetapi dikelabui oleh dirinya sendiri.
Dia merasa bisa mengendalikan dirinya sendiri, tetapi dia terpimpin oleh dirinya sendiri untuk hanya menua.
Dia tahu dirinya menua, tetapi dia tidak pernah tahu apakah dirinya membijak.
Waktu memang mengubah segala sesuatu, kecuali kita.

Kitalah yang harus mengubah diri kita sendiri.

Sahabat-sahabat Super Members yang terkasih,
Berikut adalah catatan sederhana yang saya susunkan untuk Anda sebagai bagian pengutuh dari Catatan Akhir Tahun 2008 ini.
Please enjoy, absorb, and apply.
…….
MARIO TEGUH
The Year Of My True Identity
Tahun Identitas Asli Saya
…….
Sahabatku yang hatinya baik,
Bayangkanlah ini dengan kesungguhan untuk menjadikannya kenyataan yang memuliakanmu dan memuliakan sebanyak mungkin saudaramu.
Bila ada jiwa yang sedang terbingungkan oleh dirinya sendiri yang seperti tidak pernah berketetapan menjadi pribadi yang kuat, dan dia bertanya kepadamu tentang dirinya, nasehatkanlah ini kepadanya.
…….
Engkau datang kepada ku dengan pertanyaan
Siapakah aku?
Dalam diam ku,
aku tahu engkau bertanya-tanya melihat senyumku,
tetapi seharusnya engkau merasa damai bila engkau mengerti seberapa besarnya kasihku kepadamu.
Sadarkah engkau bahwa aku bukanlah diri yang hidup cukup lama di dalam dirimu itu,
untuk ku mengenal dan mengetahui tentang mu
yang memantaskan ku untuk menjawab pertanyaanmu itu?
Dengarkanlah ini dengan mendamaikan dirimu sendiri.
Aku tidak tahu engkau siapa,
tetapi ini yang bisa ku katakan kepadamu,
bahwa
Pertanyaanmu mengenai siapakah engkau
adalah ungkapan keletihanmu dengan pribadi yang belum membanggakan bagimu itu.

Adikku yang terkasih,
ketahuilah bahwa
Kita semua tumbuh dari ketiadaan,
menuju ke kemuliaan.
Kita tumbuh dari ketiadaan wujud, ketiadaan nama, dan dari ketiadaan kehadiran.
Maka marilah kita mulai dari wujud mu.
Identitas dasar dari dirimu ada dalam wujudmu.
Yang kau mengerti sebagai wujudmu itu sering kau sederhanakan hanya sebagai bentuk, ukuran, berat, dan warnanya saja;
tetapi sebenarnya,
dirimu lebih ada, lebih bernama, dan lebih hadir dari yang bisa kau mengerti.
Aku tak ingin membingungkanmu,
tetapi dengarlah pengandaian ini:
Seandainya engkau bisa melihat jiwa-jiwa suci yang ditugaskan untuk menjaga dan membimbingmu untuk menjadikanmu sebagaimana seharusnya engkau menjadi,
engkau tidak akan berlaku seperti yang tidak sedang disaksikan itu.
Yakinilah itu,
dan engkau akan berlaku dalam sebaik-baiknya kelakuan.
Dengannya,
engkau akan tumbuh, bergerak menuju diri mulia mu
yang selama ini tersuramkan oleh perilaku hati, perilaku pikiran, dan perilaku badanmu yang membuat jiwa-jiwa suci pendampingmu itu malu.
Tetapi,
untuk sekarang cukupkanlah kesadaran mengenai pendampingmu itu sebagai pengetahuanmu saja,
dan
Berlakulah dengan kesadaran bahwa engkau sedang dalam pengawasan.
Ya, engkau selalu dalam pengawasan.

Tetapi, mengapakah aku memberitahumu mengenai hal ini?
Bukankah engkau yang sering mengatakan kepadaku
bahwa Tuhan Maha Mengetahui?
bahwa Tuhan Maha Menyaksikan?
dan bahwa Tuhan mengetahui dan menyaksikan semua yang kita lakukan?
Tetapi,
mengapakah sering tanpa ragu engkau hadirkan dirimu dalam seburuk-buruknya perilaku dalam penyaksian Tuhan?
Apakah engkau akan melakukan banyak hal yang kau lakukan dalam penyaksian Tuhan itu,
di depan tetangga mu, yang bahkan tidak kau hormati itu?
Lalu,
apakah yang terjadi dengan rasa hormatmu kepada Tuhan?

Sahabatku yang baik,
Bila engkau menghormati Tuhan,
tidak mungkin engkau berlaku yang menjadikanmu tidak menghormati dirimu sendiri.
Maka wajar bila engkau bertanya kepadaku,
Siapakah aku?
karena engkau terbingungkan oleh diri yang melakukan yang diketahuinya tidak pantas baginya untuk melakukan.
Bila engkau sudah menerima ini,
kita bisa sekarang naik ke anak tangga pengertian berikutnya.
… anak tangga pengertian berikutnya …
Apakah engkau melihat keindahan dari selarik kata-kata itu?
… anak tangga pengertian …

Ya …
Kita naik dalam kehidupan ini,
dalam derajat yang bertingkat-tingkat,
dan
derajat-derajat itu kau capai
melalui tingkat-tingkat dari pengertianmu.
Semakin engkau mengerti, semakin engkau berderajat,
karena engkau tidak mungkin berlaku yang bertentangan dengan yang kau mengerti.
Maka ketahuilah ini,
Siapapun yang berlaku bertentangan dengan yang dimengertinya, adalah orang yang belum benar-benar mengerti.
Sekarang,
sudahkah engkau mengerti mengapa aku selalu tersenyum kepadamu?
Aku tersenyum,
karena aku melihat dirimu dari tempat yang memungkinkan ku melihat kenaikan derajatmu bila engkau percaya.
Aku tersenyum,
karena aku melihat kebaikan dalam dirimu yang sedang kau biarkan kalah di bawah kepentinganmu yang tidak penting.
Aku tersenyum,
karena aku melihat bagaimana engkau tersiksa karena kekesalan mu terhadap dirimu sendiri yang sering berlaku palsu.
Lebar senyumku,
karena mendengar mu berjanji tidak akan berlaku sombong, tetapi mengatakannya dengan kalimat-kalimat seseorang yang angkuh.
Lucu senyumku,
karena mendengar kesediaanmu untuk memaafkan orang lain dengan kesungguhan untuk memastikan bahwa mereka tahu hanya engkau yang benar.
Haru senyumku,
karena melihat upayamu untuk mendapatkan kasih sayang dengan cara-cara yang mengusir kasih sayang.
Dan semua kesabaran dalam senyumku itu ada,
karena aku sedang menanti saat dimana engkau berlaku tegas untuk menjadi pribadi yang baru.
Ya …,
aku mendengar keraguanmu itu …
Engkau dan aku tahu bahwa pribadi yang baru itu tidak pernah bebas untuk menjadi betul-betul baru, karena akan selalu ada sisa-sisa dari kenyamananmu dalam cara-cara yang lama itu yang mencoba memasuki ruang-ruang indah dari pembaruan dirimu.
Tetapi ini yang harus kau mengerti,
bahwa
Pribadi apapun yang mengupayakan perbaikan
adalah sudah baru.
Siapapun yang menginginkan dirinya menjadi baik, sudah menjadi orang baik.
Kebaruan mu bukan datang karena engkau telah meninggalkan semua diri lama mu.
Kebaruanmu dimulai dari niatmu untuk menjadi pribadi baru.
dan
Kesungguhanmu dinilai dari yang betul-betul engkau lakukan.
Adikku yang sahabat baik hatiku,
sekarang marilah kita kenali dirimu sebagai sebuah wujud.

WUJUD

Mulailah dengan melihat dirimu dari luar dirimu.
Engkau ada sebagai gambar dalam pandangan orang lain.
Mungkin mudah bagimu untuk mengerti itu,
tetapi mengapakah engkau tidak tertarik untuk merancang dirimu menjadi seindah-indahnya gambar?
Engkau ada sebagai suara dalam pendengaran orang lain,
tetapi mengapakah engkau tidak memerdukan suara dan mengindahkan kata-kata yang keluar dari wajahmu?
Engkau ada sebagai aroma dalam nafas orang lain,
tetapi mengapakah engkau tidak mengharumkan dirimu?
Engkau ada sebagai yang otot yang hidup dalam sentuhan orang lain,
tetapi mengapakah engkau tidak melembutkan ketegasan sentuhanmu?
Dan engkau ada sebagai kesan dalam keseluruhan indra orang lain,
tetapi mengapakah engkau tidak membangun tempat yang indah di hati mereka?
Maka,
Jika engkau membiasakan diri untuk melihat dirimu sendiri dari luar dirimu,
engkau akan memperbaiki pendapat buruk mu tentang dirimu sendiri,
dan mulai mengambil keuntungan dari apa yang diharapkan oleh orang lain dari mu.
Yakinilah ini, bahwa
Perubahan yang terbaik bagimu adalah perubahan yang mendatangkan kebaikan bagi orang lain.
Dan cara terbaik untuk berubah adalah membuktikan kemampuan untuk mendatangkan kebaikan bagi banyak orang, dengan memulai kebaikan itu kepada dirimu sendiri.
Berlaku baiklah kepada dirimu sendiri, karena bila tidak – engkau tidak akan menjadi baik bagi siapapun.

Kemudian, adik kebanggaanku,
Kita sampai pada kebutuhanmu untuk menjadikan wujud mu itu meninggalkan keadaannya yang tak bernama, dan menjadi keberadaan yang bernama baik.

NAMA
Sekarang,
mudah-mudahan yang kita bicarakan ini dapat mendekatkan kita kepada pengertian yang membantumu menjawab pertanyaanmu sendiri, mengenai
Siapakah aku?
Meskipun kedua orang tua terkasih mu telah mendoakan kebaikan bagimu dan memberimu nama jauh sebelum kemungkinan keberadaanmu di dunia ini, engkau hanya bernama bagi mereka, dan sebetulnya tak pernah bernama bagi orang lain – sampai mereka mengenalkanmu kepada orang lain.
Setelah engkau lari bersegera keluar dari bayang-bayang perlindungan orang tuamu, engkau masih sebetulnya tak bernama – sampai engkau mengenalkan dirimu sendiri kepada orang lain di luar keluargamu yang telah mengenalmu sejak kelahiranmu.
Maka marilah kita simpulkan,
bahwa
Engkau hanya dikenal sebaik engkau mengenalkan dirimu sendiri.
Perhatikanlah kata itu, … dirimu.
Jadi sebetulnya engkau tetap tidak akan bernama bagi orang lain, bila engkau tidak mengenalkan dirimu.
Tetapi, mengapakah ada di antara mu yang memperkenalkan dirinya dengan cara-cara yang bahkan dapat merusak nama-nama yang terbaik di dunia ini?
Pernahkah kau temui orang yang menggunakan alamat bagi penerimaan dan pengiriman surat bagi diri pribadinya, dengan nama-nama yang seolah-olah sengaja mengundang perlakuan tidak serius kepadanya, seperti:
Tetapi, janganlah dulu menganggap setiap orang dari mereka tidak bersungguh-sungguh.
Ada yang mengira itu cara terbaik memperlakukan dirinya.
Ada sebagian dari mereka yang telah lama meratap dalam kebingungan yang tulus.
Dan banyak dari mereka yang tidak tahu mengapa orang lain tidak menganggap mereka serius, dan tidak melihat mereka bahkan dengan sebelah mata.
Bantulah mereka mengerti bahwa
Kehidupan yang serius kebaikannya, sulit dicapai dengan nama yang tidak serius penghormatannya.
Maka, sahabatku yang indah hatinya,
Indahkanlah namamu.
Karena, perlakuanmu terhadap namamu adalah pengundang bagi penghormatan yang sebanding dari orang lain.
Maka bila namamu adalah Freddy Rachmad, maka akan lebih baik bagimu bila engkau menggunakan freddy.rachmad@ king.com
Atau bila namamu adalah Ayudiah Ratri, maka akan lebih baik bagimu bila engkau menggunakan ayudiah.ratri@ queen.com

Sahabatku yang baik,
Ini yang ada dibalik senyumku.
Kelebat gambar dan perasaan saat aku berjalan di jalan yang sedang kau lalui sekarang.
Aku mengenal banyak lubang yang mengukir permukaannya
dan duri yang menggapai dari kedua sisinya,
dan beberapa kali aku berlaku terlalu akrab dengan mereka,
dan merasakan ngilu pagutan dari gerigi di bibir lubang-lubang itu pada tulang kering di kedua kakiku,
dan hampir meleleh jantungku karena pedihnya sengatan duri-duri yang tersembunyi di balik kesenangan-kesenang an sementara.
Engkau tidak sendiri dalam penderitaan dan keterperdayaan mu, dan engkau bukan yang pertama, dan sedihnya – engkau juga bukan yang terakhir.
Akan selalu ada pribadi yang melalui jalan-jalan yang kita lalui itu dengan kepolosan yang menjadi sumber kenikmatan bagi lubang-lubang dan duri-duri itu.
Tetapi, seperti seharusnya engkau juga, aku menguatkan gigitan pada rahangku melalui semua itu.
Aku sangat ingin engkau mengetahui bahwa
Aku mengalami semua yang harus kualami agar aku menjadi pribadi yang matang dan kuat.
Dan adik kekasih hatiku, banyak dari yang dulu kualami itu sedang kau alami sekarang.
Dulu,
Aku percaya, dan lalu tertipu, karena yang kupercaya hanyalah yang paling sesuai bagi kesenangan sementara yang dekat.
Aku terbuai, dan kemudian diracun, karena yang kusahabati adalah yang hanya manis di bibir.
Aku juga membenci, dan kemudian harus menjilat kembali kebencianku, karena aku membenci asal yang bukan aku.
Aku bekerja dengan semangat yang sesuai dengan kecilnya pendapatanku, dan kemudian disiksa dan dipaksa untuk bekerja keras – tetap dengan imbalan yang kecil.
Dulu,
Aku lama marah, menyalahkan siapapun selain diriku.
Aku memarahi bahkan yang menyayangiku.
Aku mendekati sahabat-sahabat palsu yang hanya menyadap hatiku, tetapi mendorong jauh-jauh mereka yang hatinya terluka melihat penderitaanku.
Aku mencemooh orang-orang bijak.
Aku protes ke arah langit.
Aku sedang buta,
Dan aku tidak melihat kebutaan ku.
Padahal,
Tidak ada orang yang buta bila ia bersedia melihat kebutaannya sendiri.
Indah sekali ya?
Mampu melihat karena melihat kebutaan.
Menjadi buta saat menolak melihat kebutaan.
Ternyata, semua penderitaanku itu adalah penyiap bagiku.
Ternyata, semakin aku menderita, sebetulnya semakin baik bagiku.
Karena saat sampai waktuku untuk memilih untuk mengerti, aku mengerti banyak hal.
Pengertian.
Mudah-mudahan engkau ingat, saat kukatakan kepadamu, bahwa
Pengertian adalah sinar yang paling terang.
Pengertian adalah sinar yang menjadikan saudaraku yang tunanetra melihat lebih jelas daripada yang berpenglihatan tetapi yang menolak untuk mengerti.
Tanpa pengertian engkau akan tersesat bahkan di seterang-terangnya jalan sepanjang dan selama penolakanmu untuk mengerti. Dan jangan sampai itu kau biarkan terjadi sepanjang hidupmu.
Semua penderitaanku itu adalah penyiap bagiku, sebagaimana penderitaanmu adalah penyiap bagi kecemerlangan dirimu.
Maka tolaklah pengertian yang hanya sesuai dengan kesediaanmu untuk menyia-nyiakan hidupmu.

Adikku yang menempati ruang yang indah di hatiku,
Aku melihatmu mengangguk.
Sudah kau lihat sekarang bahwa senyumku itu karena kasih sayangku kepadamu?
Aku tersenyum,
karena aku melihat dirimu dari tempat yang memungkinkan ku melihat kenaikan derajatmu bila engkau percaya.
Bila ternyata masih ada di antara mereka yang tidak percaya, tersenyumlah dengan penuh kasih,
karena dia akan akhirnya menyetujuimu pada saat dia terlalu tua
untuk memenangkan kehidupan dengan sisa kekuatan dari kemudaan yang disia-siakannya.
Terimalah bahwa akan selalu ada orang yang mempermainkan penghormatan kepada namanya sendiri.
Bagi hati yang penyayang seperti hatimu, hal itu memang menyedihkan.
Tetapi, bukankah kita semua sedang menunggu.
Ada yang menunggu hasil baik dari pilihan-pilihan baiknya.
Ada yang menunggu pembuktian dari tidak-berguna- nya pilihan-pilihan buruknya.
Ada juga yang menunggu menggunakan cara baru, sampai setelah terlambat baginya untuk menggunakan cara apapun.

Adikku yang dititipkan oleh Ibuku kepadaku,
Dengarkanlah ini.
Aku tahu bahwa
Masa lalu mu masih berperan dalam pemilihan isi bagi nama dan penghormatanmu kepada dirimu.
Tetapi penghormatan orang lain yang buruk, tidak akan berdampak lama
bila penghormatanmu kepada dirimu membuatmu menerima
bahwa masa lalu mu adalah penghantar bagi kecemerlangan masa depan mu.
Semakin buruk masa lalu mu,
akan semakin besar perbedaan yang dapat kau bangun dari pribadi lama mu ke pribadi baru mu.
Dan dengannya,
semakin besar nilai penghormatan yang terpantaskan bagimu.
Maka tetapkanlah ini di hati mu,
Meratapi masa lalu mu, tidak akan memperbaiki apapun yang sudah terjadi; tetapi pasti melapukkan hidupmu yang sekarang.
Mengkhawatirkan masa depan mu, tidak akan menjamin terhapusnya semua masalahmu nanti, tetapi pasti menyadap kekuatanmu hari ini.
Maka,
Janganlah kau gunakan nama yang menunjukkan kepada dunia bahwa engkau adalah pribadi yang terluka dan yang masih terus melukai dirinya sendiri sampai nanti.
Pastikanlah bahwa
Namamu seharusnya adalah cerminan dari yang ingin kau capai di masa kejayaanmu nanti.
Adikku, sahabatku yang tegar hatinya,
Sekarang aku tersenyum, karena kini kurasakan getaran hatimu yang lebih ramah terhadap anjuran untuk menjadikan dirimu sebagai wujud yang bernama baik.
Gunakanlah keperkasaan jiwamu untuk mengangkat derajatmu pada ketinggian yang menunggangi awan, dan setialah kepada kerendahan hatimu untuk tetap membumikan dirimu dekat bersama jiwa-jiwa saudaramu yang membutuhkan bantuan.
Karena, tahapan berikutnya dari identitas mu adalah kehadiran mu dalam kehidupan yang indah ini.

KEHADIRAN
Sahabat tujuan kebaikanku,
Hentikanlah pengejaran mu atas kecantikan dan keindahan yang tidak terlihat dari balik dinding,
dan utamakanlah pengembangan dirimu untuk menjadi pribadi yang kebaikannya terlihat saat engkau tidak hadir, dan yang tetap ada saat kehadiran jasadmu di dunia ini selesai.
Ketahuilah bahwa kecantikanmu hanya ada saat terlihat, tetapi kebaikanmu akan selalu ada bahkan bagi orang yang tidak mengenalmu dan tidak mengetahui bahwa itu adalah kebaikanmu.
Lalu,
Mengapakah engkau demikian gelisah dan tergesa-gesa mengejar keindahan dan kelengkapan yang hanya ada bila terlihat, dengan mengorbankan keindahan dari kehidupan yang sesungguhnya?
Untung saja, engkau belum dibuat berhasil dalam pengejaran palsu itu, agar engkau tak mengira bahwa yang sia-sia adalah jalan yang benar.
Dan bila engkau sedang dilambatkan dalam pengejaranmu dan sedang dirabunkan dalam pencarianmu, mungkin itu karena engkau sangat disayangi dan sedang ditunggu pengertianmu untuk mendahulukan yang lebih baik.
Berbunga hatiku saat aku melihatmu mengangguk khusuk dan haru, saat aku simpulkan untukmu, bahwa
Upaya adalah pengubah nasib,
sehingga upayamu adalah pengubah nasibmu.
Lalu engkau bertanya-tanya dan memintaku menjelaskan,
mengapakah bila upaya adalah pengubah nasib, Tuhan belum memperbaiki nasibmu melalui semua upaya penuh penderitaan yang sekarang sedang kau tapaki?
Wahai hati yang bertanya,
Ketahuilah ini dan jadikanlah penuntun bagi pilihan upayamu, bahwa
Upaya adalah pembaik nasib, hanya bila upaya itu baik.
Sehingga jangan engkau sebut pekerjaanmu itu upaya yang akan memperbaiki nasibmu, bila dalam mengerjakannya engkau berlaku tidak adil kepada yang membayarmu, tidak tulus kepada pelangganmu, dan tidak jujur kepada keluargamu.
Engkau memang tetap bisa hadir tanpa harus menjadi keuntungan bagi orang lain, tetapi bila kehadiranmu tidak menyebabkan perbedaan yang berarti, untuk apakah engkau hadir?
Maka mulai hari ini tetapkanlah dirimu untuk hadir sebagai keuntungan bagi orang lain.
Janganlah engkau tiru perilaku dari mereka yang lebih disyukuri ketidak-hadirannya, karena mereka berperan sebagai pelambat hasil atau perugi bagi orang lain.
Semakin besar perbedaan yang bisa kau sebabkan karena kehadiranmu, akan semakin bernilai engkau bagi orang lain.
Dan bila engkau memimpikan untuk menjadi bintang di antara bintang, pastikanlah bahwa perbedaan yang kau sebabkan dalam kehadiranmu itu adalah perbedaan yang tidak bisa dibangun oleh orang lain.
Sekarang, aku tanyakan ini kepada hatimu yang lebih ramah,
Mulai hari ini, apakah engkau akan memastikan bahwa setiap jiwa yang bersentuhan denganmu akan menjadi jiwa yang mensyukuri pertemuan denganmu?
Sadarkah engkau bahwa bila orang merindukan kehadiranmu, sebetulnya engkau telah hadir di hati mereka?
Maka undangannya kepada kita,
engkau dan aku,
Capailah keindahan yang membahagiakan pada semua yang bisa kau indahkan dalam dirimu, agar engkau menjadi pengindah kehidupan semua saudaramu.

Adikku yang terkasih,
Semua perjalanan adalah perjalanan kejiwaan.
Kita tumbuh dari jiwa mulia yang suci, untuk menjadi jiwa yang bersemayam damai di dalam diri yang dewasa, baik, dan cemerlang.
Kita semua adalah jiwa yang sedang hidup di alam raga.
Namun kepelikan keberadaan raga inilah yang menjadikan kita terlupakan, tersilaukan, dan berlaku seolah-olah kehidupan ini adalah kehidupan raga.
Adikku, ketahuilah bahwa
Kehidupanmu adalah kehidupan jiwamu.
Jiwamu-lah yang mengisi ragamu agar ia menjadi seseorang.
Maka,
Nama yang kau pilihkan bagi dirimu adalah sebetulnya nama bagi jiwamu.
Dan,
Identitas dari dirimu adalah identitas dari jiwamu.

Yang ini aku mohonkan pengertian baik mu, bahwa ragamu itu hidup hanya selama nyawa yang dititipkan Tuhan padanya – masih ada.
Nyawamu adalah serpihan indah dari keberadaan Tuhan, yang akan kembali kepada Tuhan saat masa pelayanan jiwamu dalam kehidupan ini selesai.
Dan dengan ditarik-kembalinya nyawamu, ragamu menjadi kumpulan materi yang tak lagi berpendapat, yang akan terurai kembali kepada sumber pembentukannya, … tanah.
Tetapi jiwamu ada, tegak dan hidup – sehidup kesadaran terakhirmu sebelum nyawamu memulai perjalanan kerinduannya untuk kembali kepada Tuhan. Dan jiwamu menyusulnya dalam waktu yang ditetapkan.
Maka memudar dan sirnalah kabut yang menutupi pengertian baikmu selama ini, dan terbukalah pengertian bahwa semua kehidupan adalah kehidupan jiwa yang menuju bentuk terbaiknya, untuk kembali kepada Tuhan.
Engkau jiwa yang mulia.
Maka apa lagi-kah yang masih kau ragukan?
Sini, mendekatlah engkau kepadaku.
Sambutlah tanganku, karena tangan ini telah menyentuh dan meringankan semua sakitku di masa mudaku.
Semoga dengannya hatimu berharu-gembira bahwa engkau adalah belahan jiwaku, dan mengobati dirinya sendiri dengan rasa sakit yang sebetulnya adalah rasa dari obat kebaikanmu.
Adikku yang terkasih,
Mulai hari ini, sadarilah bahwa
Hatimu Adalah Wajah Dari Jiwamu
Maka kenakanlah wajah terbaik dari jiwamu, agar kehidupan ini memperlakukanmu dengan keindahan yang terpatutkan bagi mereka yang jiwanya rupawan.
Aku tahu engkau ingin aku melanjutkan perbincangan indah kita ini dengan telisikku mengenai Hati Yang Menjadi Wajah Dari Jiwamu, tetapi biarlah itu menjadi pengindah dari pertemuan kita yang menyusul.
Maka sering-seringlah engkau mengunjungiku, karena telah kutetapkan diriku sebagai pelayan bagi kebahagianmu.
Adikku yang tulus ketegasannya,
Yang sekarang harus kau jadikan hadiah bagi dirimu sendiri di tahun yang baru nanti, adalah
Menjadikan dirimu sadar mengenai kebesaran yang menjadi kerinduan jiwamu itu.
Kemudian menjadikan kesadaran akan tugas dari jiwamu sebagai warna dari semua kekuatan dan kesabaranmu.
Dan yang ini aku mohonkan perkenan Tuhan bagimu, adik kecintaan hatiku:
Jadikanlah keikhlasan sebagai kekuatan dari pekerjaanmu, dan keberserahan sebagai kekuatan dari penantian hasilmu.
Karena,
Engkau jiwa yang mulia, dan itulah identitas-asli- mu.
…….

Rekan-rekan Super Members yang terkasih,
Semoga Catatan Akhir Tahun 2008 ini menjadi pelengkap bagi Catatan Akhir Tahun 2007 yang telah saya kirimkan sebelumnya.
Rekan-rekan Super Members yang baru bergabung dan belum mendapatkan Catatan Akhir Tahun 2007, dapat mengunjungi web kita www.MTSuperClub. com dan download dari sana, atau meminta rekan-rekan Super Members yang lain untuk mengirimkannya langsung ke alamat email Anda yang indah.
Semua MTSC Directors, Function Heads, dan semua pemegang peran dalam program-program pelayanan MTSC, Ibu Linna dan saya – menyampaikan rasa terima kasih dan tersanjung atas kesediaan baik rekan-rekan untuk menjadi bagian dari keluarga besar MTSuperClub.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Berkuasa memperkuat kesungguhan kita untuk menjadikan diri kita wakil Beliau dalam menjawab doa-doa dari saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan, karena dengannya kita akan ditaruh di dalam pemeliharaan Beliau Yang Maha Memuliakan.
Terima kasih dan salam super,
Mario Teguh
Founder I MTSuperClub I 081-814-2080 I For The Happiness Of Others I Jakarta

Tidak ada komentar:

Apakah anda sudah Mengajar dengan Hati?

Mengajar Dengan Hati Nurani

Selamat datang di blog Guru yang Mengajar dengan Hatinya. Saran dan komentar sangat kami harapkan demi perbaikan blog ini menjadi lebih baik lagi